Cinta pun juga harus seperti hidup, tidak setiap liku-liku hidup mudah ditempuh, hingga tak selamanya ada kebahagiaan, tapi bila aku tak bisa meninggalkan hidup, kenapa harus meninggalkan cinta?
Selasa, 28 Oktober 2014
Yang ku perjuangkan, kau abaikan
Setiap orang punya kisahnya masing-masing. Dalam kisahnya, dia harus berjuang , berdiam, dan menunggu pun juga adalah bagian dari perjuangan. Menunggu, itulah yang selama ini kulakukan, sebagai wujud dari perasaanku yang entah mengapa masih ingin memperjuangkanmu.
Aku tahu, setiap malamku selalu kuisi dengan kenangan dan ingatan. Kenyataan yang harus aku terima, kau tak ada di sampingku, entah untuk menenangkan sedihku dan merangkul kesepianku. Dengan sikapmu yang tidak peka seperti itu, mengapa aku masih ingin memperjuangkanmu? Entahlah, akupun tak tau apa yang ada di pikiranku. Nyatanya kau selalu mengganggu pikiranku, Hampir semuanya, terisi olehmu, tentang kenangan kita. Iya sayang, kenangan itu selalu menyelimuti malamku. Aku tak tahu, Jadi jangan tanyakan padaku mengapa aku juga bisa mencintaimu dengan cinta yang tak benar-benar kupahami.
Ketika aku tau kau membuka akun sosmedku, lalu kau menyukai salah satu statusku, ada perasaan rindu yang tidak benar-benar aku ungkapkan. Rindu yang kudiamkan. Terlalu sibuk dalam penantian hingga berakhir pada air mata. Apakah kau tahu hal itu sayang? Tentu tidak, kau tak pernah memperdulikanku sedalam aku memperdulikanmu.
Tak ada cinta dimatamu, sedalam cinta yang kupunya. Tapi dengan kebutaan dan kebisuan yang kupunya, aku masih ingin mempertahankan " kita " yang sebenarnya membuahkan sakit bagiku.
Kekhawatiranku, yang tak pernah kuceritakan padamu, tentu tak pernah kau pikirkan. Doaku yang kusebut tentu tak seperti doa yang selalu kamu ucapkan. Perbedaan ini sungguh membuatku seakan-akan tak mengerti apa-apa. Ketakutanku membungkam segalanya. Apakah kamu pantas diperjuangkan sejauh ini? Akankah kebersamaan kita punya akhir bahagia?
Aku takut .. aku takut dengan banyak hal yang diam-diam menyerang kita dari belakang. Kebersamaan kita, yang memang tak berjalan dengan mudah ini cukup membuatku lelah. Aku ingin berhenti memperjuangkanmu. Aku lelah dihantui kabut hitam yang menodai pencarianku selama ini, Aku menginginkan matahari, bukan mendung yang seperti ini :(
Dimana kamu ketika aku menginginkan kamu disini?. Kemana larinya kamu ketika aku berjuang untuk satu-satunya makhluk yang kupikir bisa memberiku kebahagiaan nyata?
Seringkali kumaafkan ketidakhadiranmu, seringkali kumaklumi kesalahanmu, dan selalu kuberikan senyum terbaik ketika sesungguhnya aku ingin menangis. Ini semua perjuanganku untuk mempertahankanmu, apakah sudah cukup menghilangkan ketidakpekaanmu?. Inilah perjuanganku, yang selama ini selalu kau abaikan.
Apakah hatimu sedikit tersentuh, hingga kau ingin datang dan membawaku pulang?
Langganan:
Postingan (Atom)