Haruskah aku bercerita lagi , tentang kebohonganmu yang berusaha kutoletolir setengah mati?. Tentang janji manismu yang tak pernah kau tepati?. Tentang mimpi-mimpi yang kau hancurkan sendiri?.Berceminlah wahai kamu yang merasa paling sempurna, siapakah dirimu yang berani berkata dan berucap dengan sok bijaksana?. Benjanji seenak jidat, lalu mengingkari dengan mudah. Lucu, kamu ini pembohong yang tak punya ingatan tajam. Pembual bermulut besar, berhentilah membuat jengah, kamu semakin membuatku lelah.
Setelah beberapa bulan tak menghubungiku, kau menghubungiku lagi. Seperti biasa, seakan-akan kau tak punya kesalahan.Kemudian kamu memujiku. Iya, tentang hal yang sama, K-E-B-O-H-O-N-G-A-N-M-U. kali ini bahkan lebih parah, lebih tak tentu arah, anehnya aku masih ingin menyediakan telinga dan terbawa pujianmu. Kenapa? Aku kasihan padamu. Ternyata selama kutinggalkan dan kuberi kesempatan, kau masih saja sama, tak berubah sedikitpun. Bahkan, aku cukup terbelalak, mengetahui hobimu yang tetap saja sama. Kau mengejar satu wanita, setelah kau bosan, kau meninggalkan dia tanpa alasan dan mencari wanita lain, begitupun seterusnya kau kembali pada mereka ketika kau kehilangan arah. Bahkan kau berbohong lagi untuk menarik perhatianku. Mungkin kau berpikir aku masih orang yang sama, orang yang bebas kau puji setiap hari dan bebas kau ajak kencan saat kau bosan, dengan kelakuan gombal seribu satu malammu yang terdengar sempurna tapi bohong semua. Mungkin karna aku menaruh hati padamu, aku terhanyut oleh ribuan kata gombal dan kelakuanmu selama ini.
Kamu tak berbeda Sayang. Tak ada yang berbeda. Seberapa frustasikah kamu hingga kehilangan cara untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang lagi?. Dengan waktu singkat, dengan berlari tak pasti, kamu sibuk mencari pengganti. Dekati si ini, si itu. Lalu berkenalan dengan si ini, si itu. Kamu semakin mebabi buta. Hingga pada akhirnya, dengan sangat terpaksa dan terdesak, kamu memilih dia. Pacar barumu yang sama mengenaskannya denganmu.
Iya, aku tahu, tanpa kau jelaskan pun aku mengerti. Dia adalah pilihanmu yang terbaru, dan yang paling buruk setelah terlalu tersakiti oleh pengabaianku. Kamu seperti kehilangan cara untuk menemukan seseorang yang pas. Bagaimana mungkin kau bisa menemukan yang pas, ketika sikapmu selalu saja keras?. Aku mengasihani dia, juga mengasihani kalian. Tentu saja, kamu dan dia seperti keledai yang tak pernah hafal jalan pulang. Berbelok, berputar arah, berlari, berjalan, terhenti, saling berbenturan dalam kebingungan. Bahkan dalam kebobrokan, kamu dan dia masih berusaha terlihat baik-baik saja. Pasangan sempurna, pandai bermain sandiwara.
Ceritakan padaku, apa yang sudah kau dapatkan dari dia?. Biarkan aku tertawa untuk beberapa lama. Tak penting, yang ku tahu, kamu sudah mendapatkan penggantiku dan seharusnya kamu tak lagi mengejarku. Nyatanya, kamu masih terlalu lemah untuk menghancurkan kenangan kita. Iya Sayang, berhentilah menggelitik telingaku dengan gombalanmu. Aku paham, jika saat kita berpisah namun kamu masih sering berlari ke arahku, berarti kamu belum benar-benar mengikhlaskan kepergianku.
Kapankah kau mengikhlaskanku Sayang? Tidaklah kamu muak dengan amarah yang selalu membuncah?. Tidaklah kau bosan dengan nasehat-nasehat yang selalu ku lontarkan ketika berbicara panjang lebar denganmu?. Mengapa kau masih saja kembali dan mengejar bayanganku?. Aku lelah diikuti oleh seseorang yang bermulut besar sepertimu. Aku tak berani membayangkan, sebodoh apakah diriku ketika dulu bisa begitu mudah menerimamu?
Jadi Sayang, dengarkanlah, aku sudah mulai pusing dan lelah dengan gangguan yang kau ciptakan. Berhentilah menghubungiku dan membohongiku. Kau hanya inginkanku saat kau perlu, sungguh kau tak pernah berubah. Ingatlah statusmu, juga kekasih barumu. Tak mengertikah kamu, si bodoh itu, pacar barumu begitu mudah mempercayai kebohonganmu. Tak pahamkah kamu rasa sakit yang akan ia rasakan ketika tahu mulutmu hanya penuh dengan racun yang manis sesaat?. Berhentilah menyakiti siapapun yang ada di sekelilingmu, mereka memberi kesempatanmu untuk berubah. Jika kau tak kunjung berbeda, jangan salahkan dunia saat kau kesepian dan selalu merasa sendirian.
Berbahagialah dengan pilihanmu Sayang. Bersukacitalah dengan kekasih barumu yang tak berbeda jauh denganmu. Mungkin saja dia juga bermulut besar sepertimu. Mungkin juga dia senang bercerita tentang janji dan khayalan yang terlampau membosankan. Iya, dia pasti tak berbeda jauh denganmu, karena kalian terlihat begitu serasi, sempurna. Dan sekarang kamu tahu, soal kalian terlihat sempurna itu, aku hanya bercanda.
Tenanglah, aku tidak akan membuka kedok topengmu. Aku tidak akan bercerita pada banyak orang tentang kamu yang selalu mengaku sakit ini itu agar minta diperhatikan. Aku tidak akan mencibir sikap burukmu yang selalu membanggakan prestasi yang sebenarnya tidak pernah kamu capai. Percayalah padaku, aku pandai menyimpan rahasia, bukan seperti kamu yang bermulut besar. Si pengubah cerita yang membuat cerita lebih berbeda. Si penggombal wanita yang suka memainkan hati wanita. Orang-orang disekitarmu sudah sangat muak Sayang. Mereka mulai menjauhimu namun kau masih tak sadar juga. Hey, lihatlah !. Siapa yang ada di sampingmu? pacar barumu? Yang mungkin saja, suatu hari, lebih berdarah dan lebih menghasilkan luka.
Aku tidak akan bercerita keburukanmu pada pacar barumu. Aku berbeda denganmu yang suka memainkan perasaan seseorang. Aku tidak sama sepertimu yang suka datang hanya disaat kau butuh. Sayang, aku berbeda denganmu, sungguh.
Maka, biarkanlah pacar barumu tahu seberapa mengenaskannya kamu setelah dia menjalani yang dulu ia yakini. Biarkanlah kekasih barumu memahami sendiri, bahwa kau bukan sosok yang pantas dicintai. Akan ada waktunya dia tahu, kau hanya seorang yang pandai merayu dan pandai membuat cerita lugu. Akan tiba waktunya dia tersakiti oleh sikapmu dan menangis terpojok, menyesali pilihan yang ia percayai. Akan ada saatnya dia mengerti, kamu hanyalah si mulut besar yang tak pernah paham arti dari mencintai dan dicintai.
Berhenti menghubungi aku, atau ku bunuh semua harapanmu !!